Pendahulu dan penerus

Tanggal 10 November kemarin kita baru saja memperingati hari pahlawan,, walaupun tidak dirayakan dengan meriah, kita harus tetep bisa mengambil hikmahnya, dapat mengenang betapa besar pengorbanan mereka kepada Republik kita....

Gelar Pahlawan Nasional diberikan kepada mereka yang berjuang dalam proses untuk kemerdaekaan Negara Republuk Indonesia. Entah berapa banyak tangis dan darah yang tumpah untuk menjadikan negara ini sebagai negara yang utuh dan independen.

Hasilnya, 63 tahun sudah kita berhasil mengenyam udara kemerdekaan dan terlepas dari tangan-tangan kolonialisme. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita memberikan penghargaan kepada mereka yang rela mengorbankan jiwa dan raga demi Indonesia Raya.

Beragam usaha telah dilakukan demi terwujudnya masyarakat yang adil, makmur dan sentosa. Banyak pahlawan muda yang telah memberikan sumbangsihnya dalam mewujudkan misi ini. Tapi banyak pula dari mereka yang terlupakan. Dan ironisnya kategori kepahlawanan selalu menjadi bagian konstruksi sejarah menurut rezim penguasa negeri.
Adirama gemmy pun coba keluar dari paradikma tersebut dan membaginya dalam kategori “pandahulu” dan “penerus” untuk memaparkan pahlawan versi kami.

PENDAHULU
Jenderal Sudirman
(1916-1950)
Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya, beliau selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa dan negara.
Berlatarbelakang sebagai guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat dikepanduan Hizbul Wathan, Sudirman sudah menjadi Seorang Jenderal saat usianya masih 31 tahun. Konon beliau jugalah yang pertama kalinya mencetuskan konsep Perang Gerilya pada Agresi Militer II Belanda di Yogjakarta.ia juga tercatat sebagai panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda republik ini.
Sesudah tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia diangkat menjadi panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat kolonel. Melalui konferensi TKR, 2 November 1945, ia terpilih menjadi penglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Selanjutnya pada 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan kepadanya lewat pelantikan Presiden. Beliau memperoleh pangkat Jenderal tidak lazimnya, tapi karena prestasinya.



Soekarno & Mohammad Hatta
Tidak lengkap kikranya jika kita mengabaikan duet proklamator ini dalam pembicaraan sejarah Indonesia. Merekalah yang menasbihkan Indonesia sebagai negara yang merdeka. Mereka pula dengan beberapa founding fathers lain yang menyusun pondasi kebangssaan Indonesia sekarang . Frasa penting yang pernah diucapkan oleh Soekarno adalah “Indonesia harus bisa berdikari (berdiri di atas kaki sendiri)” klausa penting yang mesti tetap terpatri dalam diri masyarakat Indonesia.
Meski banyak yang meragukan kemerdekaan Indonesia merupakan ‘hadiah’ dari Pemerintah Jepang, tapi tak bisa dipungkiri duet Proklamator inilah yang dengan gagah berani membawa nama Indonesia ke pentas dunia internasional.

Muhammad Natsir
(1908-1993)
Saat menerjuni bidang politik, Muhammad Natsir adalah seseorang politikus piawai. Saat menerjuni medan perang, ia menjadi panglima yang gagah berani, dan saat bardebat dengan musuh ia tampil sebagai pakar ilmu dan dakwah. Ketika belanda hendak mejadikan indonesia negara serikat, Muhammad Natsir menentangnya dan menngajukan pembentukanm Negara Kesatuan Republik Indonesia. Usulan ini disetujui 90% anggota masyuni.
Natsir juga merupakan anak bangsa bangsa indonesian yang pernah menjadi tokoh dunia Islam yang begitu dihormati sepanjang sejarah indonesia bahkan sampai sekarang. Kiprahnya memang tak pernah selesai menjadi buah pembicaraan. Ketokohanny tidak hany dikenal di indonesia, tetapi juga di dunia Islam. Dia juga menjadi satu-satunya tokh islam dari indonesia yang profilnya masuk dalam buku karya Abdullah Al-‘Aqil, Min A’lami Al-Harakah wa Ad-Da’wah Al-Islamiyah Al-Mu’ashirah.


PENERUS
Saur Mariana
(Butet) Manurung
Dasar bagi kemajuan suatu negara adalah Pendidikan, dan pendidikan nasional diindikasikan belum menyentuh setiap anak Indonesia. Problematika itulah yang membuat perempuan kelahiran jakarta 12 Februari 1976 itu rela terjun kehutan pedalaman Jambi (Orang Rimba) guna memberikan pendidikan modern. Keberhasilan peraih “TIME Asia’s Heroes” membuat mata indonesia terbuka lewat sokola Rimba di Bukit Tujuh Belas, Jambi. Hal ini rupanya menjadi inspirasi untuk sebuah solusi memajukan pendidikan Nasional di daerah terpencil. Menurutnya, setiap masyarakat membutuhkan figur pahlawan. Dan setiap komunitas sebenarnya memilikinya. Hanya saja, kita sering mengabaikannya, karena kita sering menutup mata padanya.

Dr. Raden Marty Muliana
Natalegawa, M.Phil, B.sc
Ia adalah duta besar RI untuk perserikatan bangsa-bangsa (PBB) sejak 5 september 2007. ia pernah menjadi juru bicara departemen luarnegeri republik indonesia. Sebelum mendapat tugas sebagai duta besar di PBB kiprah Dr. Raden Marty Mulliana Natalegawa, M.Phil, B.Sc, cukup menonjol. Salah satu sikapnya (mewakili indonesia) tak kala dia menjadi satu-satunya yang bersikap abstain saat dewan keamanan PBB sepakat menjatuhkan sanksi baru bagi iran, terkait masalah sengketa nuklir. Keberanian bersikap abstain ban kepiawaian bediplomasi membuat dirinya patut diacungi jempol. Keberaniannya itu juga membuatnya terpilih sebagai Ketua Komite Khusus PBB untuk dekolonisasi periode 2008 secara aklamasi pada 28 Februari 2008.

Ari Ginanjar Agustian
Ia adala seorang dosen, pengusaha, dan penulis buku ESQ dan ESQ Power. Ari dikenal dengan pemikirannya yang diberi nama Emotional and Quotien (ESQ), sebuah pemikiran yang menguak adanya korelasi yang sangat kuat antara dunia usaha, profesionalisme, dan menejemen modern dalam hubungannya dengan intisari Al-Islam : rukun iman dan rukun Islam. Saat ini, ary menjabat sebagai presiden direktur PT. Arga Wijaya Persada dan komisaris utama PT Arsa Dwi Nirmala yang berkedudukan di Jakarta. Disamping itu, ia juga manjabat Eksekutif Vice President di Jakarta Professional yang menjadi bagian dari Junior Chamber International, suatu organisasi leadership internasional yang memiliki cabang di 124 negara. Konsep kecerdasan emosi dan spiritual yang dikembangkan di Eropa, kini mulai diperkenalkan di kerajaan Inggris langsung olehnya. Bahkan dikabarkan militer thailand mulai melirik konsep ESQ.


kita semua bisa menjadi pehlawan,,,
jangan pernah berhenti,,,
Pramuka.......
teruskan perjuangan para pahlawan,,,,,


Sumber :
SimpatiZone
Edisi : Agustus-September 2008


Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 Wanabakti. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top